Profil Provinsi Jawa Tengah
1. Geografis
Jawa Tengah secara administratif merupakan sebuah propinsi yang ditetapkan dengan Undang-undang No. 10/1950 tanggal 4 Juli 1950, letaknya diapit oleh dua Propinsi besar, yaitu Jawa Barat dan Jawa Timur. Letaknya 5o40' dan 8o30' Lintang Selatan dan antara 108o30' dan 111o30' Bujur Timur (termasuk Pulau Karimunjawa). Jarak terjauh dari Barat ke Timur adalah 263 Km dan dari Utara ke Selatan 226 Km (tidak termasuk pulau Karimunjawa). Secara administratif Propinsi Jawa Tengah terbagi menjadi 29 Kabupaten dan 6 Kota. Luas Wilayah Jawa Tengah sebesar 3,25 juta hektar atau sekitar 25,04 persen dari luas pulau Jawa (1,70 persen luas Indonesia). Luas yang ada terdiri dari 1,00 juta hektar (30,80 persen) lahan sawah dan 2,25 juta hektar (69,20 persen) bukan lahan sawah. Menurut penggunaannya, luas lahan sawah terbesar berpengairan teknis (38,26 persen), selainnya berpengairan setengah teknis, tadah hujan dan lain-lain. Dengan teknik irigasi yang baik, potensi lahan sawah yang dapat ditanami padi lebih dari dua kali sebesar 69,56 persen. Berikutnya lahan kering yang dipakai untuk tegalan/kebun/ladang/huma sebesar 34,36 persen dari total bukan lahan sawah. Persentase tersebut merupakan yang terbesar, dibandingkan presentase penggunaan bukan lahan sawah yang lain. Menurut Stasiun Klimatologi Klas 1 Semarang, suhu udara rata-rata di Jawa Tengah berkisar antara 18oC sampai 28oC. Tempat-tempat yang letaknya dekat pantai mempunyai suhu udara rata-rata relatif tinggi. Sementara itu, suhu rata-rata tanah berumput (kedalaman 5 Cm), berkisar antara 17oC sampai 35oC. Rata-rata suhu air berkisar antara 21oC sampai 28oC. Sedangkan untuk kelembaban udara rata-rata bervariasi, dari 73 persen samapai 94 persen. Curah hujan terbanyak terdapat di Stasiun Meteorologi Pertanian khusus batas Salatiga sebanyak 3.990 mm, dengan hari hujan 195 hari. Propinsi Jawa Tengah dibagi kedalam beberapa Wilayah Administrasi, meliputi : Tabel 1. Pembagian WilayahAdministrasi Propinsi Jawa Tengah tahun 2005
No.
Wilayah
Jumlah
1
Kabupaten
29
2
Kota
6
3
Kecamatan
565
4
Kelurahan
764
5
Desa
7.804
Sumber : Profil Kesehatan Jawa Tengah, 2005.
2. Kependudukan
Jumlah Penduduk Propinsi Jawa Tengah tahun 2005 sebesar 32,908,850 jiwa. Luas wilayah Jawa Tengah adalah 32.544,12 km2, sehingga kepadatan penduduk rata-rata adalah 12.554,55 jiwa per km2 (940.252,86 per Kabupaten/kota) Apabila diperinci dari informasi profil kesehatan maka daerah yang memiliki kepadatan penduduk terbesar adalah di Kota Surakarta yaitu 12.140.36 jiwa per km2 dan wilayah paling jarang adalah Kabupaten Purworwjo yaitu 468.53 jiwa per km2. Tabel 2. Jumlah Penduduk, Luas Wilayah, Kepadatan penduduk Propinsi Jawa Tengah tahun 2005
No
Deskripsi
Kecamatan
Kelurahan
Jumlah Penduduk
Luas (Km2)
Kepadatan
1
Cilacap
24
284
1,674,210
2,138.51
782.89
2
Banyumas
27
331
1,531,737
1,327.59
1.153.77
3
Purbalingga
18
239
863,478
777.65
1.110.37
4
Banjarnegara
20
278
903,919
1,069.74
844.99
5
Kebumen
26
460
1,208,486
1,282.74
942.11
6
Purworejo
16
494
712,003
1,034.82
688.05
7
Wonosobo
15
264
779,919
984.68
792.05
8
Magelang
21
371
1,169,638
1,085.73
1.077.28
9
Boyolali
19
267
941,624
1,015.07
927.64
10
Klaten
26
401
1,139,218
655.56
1.737.78
11
Sukoharjo
12
167
838,149
466.66
1.796.06
12
Wonogiri
25
294
1,010,456
1,822.37
554.47
13
Karanganyar
17
177
834,265
772.20
1.080.37
14
Sragen
20
208
868,036
946.49
917.11
15
Grobogan
19
280
1,334,380
1,975.85
675.34
16
Blora
16
295
840,729
1,794.40
468.53
17
Rembang
14
294
588,320
1,014.10
580.14
18
Pati
21
405
1,213,664
1,491.20
813.88
19
Kudus
9
132
759,267
425.17
1.785.80
20
Jepara
14
194
1,077,586
1,004.16
1.073.12
21
Demak
14
247
1,071,487
897.43
1.193.95
22
Kota. Semarang
16
235
894,018
946.86
944.19
23
Temanggung
20
289
717,486
870.23
824.48
24
Kendal
19
285
897,560
1,002.27
895.53
25
Batang
12
248
712,542
788.95
903.15
26
Kab. Pekalongan
19
283
858,650
836.13
1.026.93
27
Pemalang
14
222
1,371,943
1,011.90
1.355.81
28
Kab. Tegal
18
287
1,471,043
879.70
1.672.21
29
Brebes
17
297
1,814,274
1,657.73
1.094.43
30
Magelang
21
14
130,732
18.12
7.214.79
31
Surakarta
5
51
534,540
44.03
12.140.36
32
Salatiga
4
22
175,967
52.96
3.322.64
33
Kab. Semarang
18
177
1,435,800
373.67
3.842.43
34
Kota Pekalongan
4
46
284,112
44.96
6.319.22
35
Kota Tegal
4
27
249,612
34.49
7.237.23
584
8,565
32,908,850
32,544.12
12,554.55
Sumber : Profil Kesehatan Jawa Tengah, 2005
Ternyata proporsi usia produktif wanita (66,48%) lebih besar dari proporsi usia produktif laki-laki (65,83%) dan usia tidak produktif laki-laki (34,17%) lebih besar dari wanita (33,52). Kesimpulan diatas bahwa jumlah wanita lebih banyak di Jawa Tengah dan proporsi usia aktif lebih dominan wanita. Sedang komposisi per-kelompok umur dapat di lihat dalam tabel berikut: Tabel 3. Proporsi Penduduk Propinsi Jawa Tengah (per kelompok usia ) Tahun 2005
No
Kelompok Umur
Jumlah Penduduk
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1
0-4
1,283,887
1,262,883
2,546,770
2
5-9
1,551,753
1,486,848
3,038,601
3
10-14
1,734,624
1,588,100
3,322,724
4
15-19
1,523,129
1,383,220
2,906,349
5
20-24
1,286,619
1,295,800
2,582,419
6
25-29
1,241,340
1,328,521
2,569,861
7
30-34
1,177,968
1,304,950
2,482,918
8
35-39
1,251,001
1,352,976
2,603,977
9
40-44
1,191,607
1,223,268
2,414,875
10
45-49
1,068,128
1,021,627
2,089,755
11
50-54
862,162
875,795
1,737,957
12
55-59
617,353
624,095
1,241,448
13
60-64
556,159
586,334
1,142,493
14
64-69
397,656
479,337
876,993
15
70-74
312,641
389,977
702,618
16
75+
312,697
336,395
649,092
Total
16,368,724
16,540,126
32,908,850
Sumber : Profil Kesehatan Jawa Tengah, 2005. Tabel 4. Penduduk Usia 10 tahun Keatas Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi Propinsi Jawa Tengah, 2005
Tingkat Pendidikan
Jumlah
Persen
Tidak tamat SD/MI
8,687,739
31.80
SD/MI
9,692,273
35.47
SLTP/MTs
4,526,870
16.57
SMU/SMK
3,500,941
12.81
DIP/AK/PT
915,656
3.35
Total
27,323,479
100
Sumber: Profil Kesehatan Jawa Tengah, 2005. Sebagian besar masyarakat berpendidikan SD/MI yaitu sebesar 35,47% dan SLTP/MTs sebesar 16,57%. Ternyata sebesar 31,80% yang tidak tamat sekolah (tidak punya ijazah) dan 3,35% berpendidikan DIP/AK/PT. Persentase penduduk yang dapat membaca dan menulis huruf latin dan lainnya pada tahu n 2005 sebesar 88,87%, sedangkan yang buta huruf sebesar 11,13%. Persentase penduduk yang buta huruf pada perempuan yaitu sebesar 7,78% lebih tinggi dari pada lai-laki yang hanya sebesar 3,35%.
3. Keadaan Ekonomi
Tingkat pertumbuhan ekonomi dan inflasi Pertumbuhan ekonomi tahun 2003 sebesar 4.07% dan 2004 sebesar 4,41 % dengan tingkat inflasi berturut turut 4.19% dan 5.76%. Pendapatan perkapita berturut-turut Rp.4.471.548 dan Rp 5.172.393 dengan indeks gini 0,2827 dan 0,2507. Untuk produk domestik regional bruto (PDRB) mencapai Rp 193.261,07 milyar pada tahun 2004 atas dasar harga berlaku atau Rp 47.565,93 milyar atas dasar harga konstan 1993.
4. Derajat Kesehatan
4.1 Angka harapan hidup
Hasil perhitungan dalam Laporan Pembangunan Manusia 2006 yang dihitung oleh Badan Pusat Statistik dan UNDP untuk Angka Harapan Hidup Jawa Tengah tahun 2004 tercatat sebesar 69,7, dan untuk tahun 2002 tercatat sebesar 68,9.
4.2 Kematian
Angka kematian bayi (IMR) Angka kematian bayi di Jawa Tengah menunjukkan penurunan dari tahun 2003 – 2004, namun 2004 – 2005 terjadi kenaikan sekitar 9,96%. Estimasi BPS menunjukkan IMR Jawa Tengah periode 2004-2005 terjadi kelahiran hidup 17%. Pada tahun 2004 – 2005 estimasi kematian bayi terjadi kenaikan sebesar 9,10%. Untuk angka kematian balita tahun 2003 – 2005 terjadi kenaikan 32% per kelahiran. Tabel 5. Estimasi kematian bayi per 1000 kelahiran hidup di Jawa Tengah
Jumlah
2003
2004
2005
Kelahiran
543,387
678,154
562,926
Lahir Mati
4,135
3,555
3,459
Bayi Mati
4,469
3,817
4,197
Balita
2,816,499
8,352,400
2,756,734
Balita mati
1,228
1,107
1,639
3,371,721
9,041,037
3,330,960
Sumber : Profil Kesehatan Jawa Tengah 2005
Tabel 6. Estimasi Kematian Balita per 1000 kelahiran di Jawa Tengah
Kematian Balita
2003
2004
2005
Laki2+ Perempuan
1,228
1,107
1,639
Nasional
--
--
--
Sumber : Profil Kesehatan Jawa Tengah 2005 4.3 Angka Kematian Ibu (MMR) Angka kematian ibu dalam kurun waktu 2003 – 2005 menunjukkan MMR cenderung menurun. Tabel 7. Angka Kematian Ibu per 100.000 kelahiran hidup (MMR)
Tahun
Kematian ibu
2003
654
2004
519
2005
509
Sumber : Profil Kesehatan Jawa Tengah 2005 5. Upaya Kesehatan Dinas Kesehatan mempunyai tugas menyelenggarakan kegiatan di bidang kesehatan yang meliputi pelayanan kesehatan klinis, kesehatan masyarakat, kesehatan gawat darurat dan bencana, pemasaran sosial dan sistem informasi kesehatan, sumber daya manusia kesehatan, sistem manajemen mutu kesehatan, perencanaan kesehatan, pembiayaan kesehatan dan jaringan pelayanan kesehatan yang berwawasan lingkungan. FUNGSI
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan.
b. Perencanaan, pengawasan, pengendalian dan pengembangan pelayanan kesehatan klinis.
c. Perencanaan, pengawasan, pengendalian dan pengembangan pelayanan kesehatan masyarakat.
d. Perencanaan, pengawasan, pengendalian dan pengembangan pelayanan kesehatan gawat darurat dan bencana.
e. Perencanaan, pengawasan, pengendalian dan pengembangan pelayanan kesehatan dan sistem informasi kesehatan.
f. Perencanaan, pengawasan, pengendalian dan pengembangan sumber daya manusia kesehatan.
g. Perencanaan, pengawasan, pengendalian dan pengembangan sistem manajemen mutu kesehatan.
h. Perencanaan, pengawasan, pengendalian dan pengembangan sistem perencanaan dan pembiayaan kesehatan.
i. Perencanaan, pengawasan, pengendalian, dan pengembangan jaringan pelayanan kesehatan.
j. Pemberian izin tertentu atau rekomendasi dan evaluasi di bidang kesehatan.
k. Pemungutan retribusi di bidang kesehatan.
l. Penyelenggaraan akreditasi dan standarisasi pada sarana pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta.
m. Pemberian akreditasi jabatan fungsional tenaga kesehatan.
n. Pemberian bantuan penyelenggaraan kesehatan.
o. Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
p. Pengelolaan dukungan teknis dan administratif.
q. Pembinaan teknis pelaksanaan kegiatan suku dinas.
6. Sarana Pelayanan Kesehatan di Propinsi Jawa Tengah Fasilitas kesehatan yang terdapat di Provinsi Jawa Tengah sebagai pusat pelayanan kesehatan masyarakat. Tabel 8. Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Propinsi Jawa Tengah 2005
No
Fasilitas Kesehatan
Pemilikan/Pengelola
Pem. Pusat
Pem. Prop.
Pem. Kab./Kota
TNI/POLRI
BUMN
Swasta
Jumlah
01
RSU
2
3
37
10
2
101
155
02
RSJ
1
3
0
0
0
1
5
03
RS Bersalin
0
0
0
1
0
12
13
04
RS Khusus Lainnya
2
1
0
0
0
43
46
05
Puskesmas
0
0
846
0
0
0
846
06
Puskesmas Pembantu
0
0
1,847
0
0
0
1,847
07
Puskesmas Keliling
0
0
921
0
0
0
921
08
Posyandu
0
0
45,345
0
0
0
45,345
09
Polindes
0
0
4,322
0
0
0
4,322
10
Rumah bersalin
0
0
3
2
0
388
393
11
Balai Pengobatan/ Klinik
0
2
5
11
5
1,133
1,156
12
Apotek
0
1
13
0
2
1,281
1,297
13
Toko Obat
0
0
0
0
0
338
338
14
GFK
0
0
35
0
0
0
35
15
Industri Obat Tradisional
0
0
0
0
0
117
117
16
Industri Kecil Obat Tradisional
0
0
0
0
0
64
64
17
Praktek Dokter Bersama
0
0
0
0
0
53
53
18
Praktek Dokter Perorangan
0
0
0
0
0
4,761
4,761
Sumber : Profil Kesehatan Jawa Tengah, 2005
Terlihat bahwa jumlah sarana kesehatan di Jawa Tengah 846 puskesmas dan 13 Rumah Bersalin. Rata-rata per puskesmas melayani 30.000 jiwa. Rasio kecukupan puskesmas secara nasional adalah 28.000 jiwa/puskesmas berarti rasio Untuk semua wilayah di Jawa Tengah sudah memadai untuk pelayanan kesehatan dasar. Sarana kesehatan rujukan dapat dilihat dari jumlah rumah sakit dan jumlah tempat tidur yang ada dan rasio terhadap jumlah penduduk. Tabel 9. Sarana Pelayanan Kesehatan Dengan Kemampuan Gawat Darurat Propinsi Jawa Tengah tahun 2005
No
Sarana Kesehtan
Jumlah Sarana
Mempunyai Kemampuan Gawat Darurat
Jumlah
%
01
RSU
155
154
99,35
02
RSJ
5
4
80,00
03
RS Khusus
62
60
96,77
04
Puskesmas
846
147
17,38
Jumlah (Propinsi)
1.068
365
293,50
Sumber : Profil Kesehatan Jawa tengah tahun 2005 Dari informasi diatas dapat dilihat bahwa di Jawa Tengah memiliki rumah sakit rujukan baik pemerrintah maupun swasta, dari Laporan Profil Jawa Tengah tahun 2005 tercatan sebanyak 222 Rumah Sakit Rujukan, Kota Semarang tercatat ada 23 Rumah Sakit Rujukan. Banyumas ada 21 Rumah Sakit Rujukan. Setiap Kabupaten/kota memiliki RS rata-rata 6,31 RS, Kalau kita bagi kedalam luas wilayah maka setiap RS mewakili 146,60 KM2 atau satu RS akan melayani 148.238 Jiwa. Tabel 10. Informasi Apotek, Toko Obat dan Pengobatan Tradisional (BATRA) di Prov Jawa Tengah
No
Pemilik/pengelola
Farmasi
Batra
Jumlah
Apotek
Toko Obat
01
Pem. Propinsi
1
1
02
Pem. Kab./Kota
13
13
03
BUMN
2
2
04
Swasta
1,281
338
177
1,796
Jumlah
1,297
338
177
1,812
Sumber: Profil Kesehatan Jawa tengah tahun 2005 Dari tabel 10 terlihat jumlah Apotek dan Toko Obat serta BATRA yang demikian besar, yang kesemuanya merupakan unit kegiatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dengan menjamurnya unit kegiatan Yankes yang demikian besar tampak bahwa memang demand terhadap kesehatan di Jawa Tengah sangat tinggi.
1. Geografis
Jawa Tengah secara administratif merupakan sebuah propinsi yang ditetapkan dengan Undang-undang No. 10/1950 tanggal 4 Juli 1950, letaknya diapit oleh dua Propinsi besar, yaitu Jawa Barat dan Jawa Timur. Letaknya 5o40' dan 8o30' Lintang Selatan dan antara 108o30' dan 111o30' Bujur Timur (termasuk Pulau Karimunjawa). Jarak terjauh dari Barat ke Timur adalah 263 Km dan dari Utara ke Selatan 226 Km (tidak termasuk pulau Karimunjawa). Secara administratif Propinsi Jawa Tengah terbagi menjadi 29 Kabupaten dan 6 Kota. Luas Wilayah Jawa Tengah sebesar 3,25 juta hektar atau sekitar 25,04 persen dari luas pulau Jawa (1,70 persen luas Indonesia). Luas yang ada terdiri dari 1,00 juta hektar (30,80 persen) lahan sawah dan 2,25 juta hektar (69,20 persen) bukan lahan sawah. Menurut penggunaannya, luas lahan sawah terbesar berpengairan teknis (38,26 persen), selainnya berpengairan setengah teknis, tadah hujan dan lain-lain. Dengan teknik irigasi yang baik, potensi lahan sawah yang dapat ditanami padi lebih dari dua kali sebesar 69,56 persen. Berikutnya lahan kering yang dipakai untuk tegalan/kebun/ladang/huma sebesar 34,36 persen dari total bukan lahan sawah. Persentase tersebut merupakan yang terbesar, dibandingkan presentase penggunaan bukan lahan sawah yang lain. Menurut Stasiun Klimatologi Klas 1 Semarang, suhu udara rata-rata di Jawa Tengah berkisar antara 18oC sampai 28oC. Tempat-tempat yang letaknya dekat pantai mempunyai suhu udara rata-rata relatif tinggi. Sementara itu, suhu rata-rata tanah berumput (kedalaman 5 Cm), berkisar antara 17oC sampai 35oC. Rata-rata suhu air berkisar antara 21oC sampai 28oC. Sedangkan untuk kelembaban udara rata-rata bervariasi, dari 73 persen samapai 94 persen. Curah hujan terbanyak terdapat di Stasiun Meteorologi Pertanian khusus batas Salatiga sebanyak 3.990 mm, dengan hari hujan 195 hari. Propinsi Jawa Tengah dibagi kedalam beberapa Wilayah Administrasi, meliputi : Tabel 1. Pembagian WilayahAdministrasi Propinsi Jawa Tengah tahun 2005
No.
Wilayah
Jumlah
1
Kabupaten
29
2
Kota
6
3
Kecamatan
565
4
Kelurahan
764
5
Desa
7.804
Sumber : Profil Kesehatan Jawa Tengah, 2005.
2. Kependudukan
Jumlah Penduduk Propinsi Jawa Tengah tahun 2005 sebesar 32,908,850 jiwa. Luas wilayah Jawa Tengah adalah 32.544,12 km2, sehingga kepadatan penduduk rata-rata adalah 12.554,55 jiwa per km2 (940.252,86 per Kabupaten/kota) Apabila diperinci dari informasi profil kesehatan maka daerah yang memiliki kepadatan penduduk terbesar adalah di Kota Surakarta yaitu 12.140.36 jiwa per km2 dan wilayah paling jarang adalah Kabupaten Purworwjo yaitu 468.53 jiwa per km2. Tabel 2. Jumlah Penduduk, Luas Wilayah, Kepadatan penduduk Propinsi Jawa Tengah tahun 2005
No
Deskripsi
Kecamatan
Kelurahan
Jumlah Penduduk
Luas (Km2)
Kepadatan
1
Cilacap
24
284
1,674,210
2,138.51
782.89
2
Banyumas
27
331
1,531,737
1,327.59
1.153.77
3
Purbalingga
18
239
863,478
777.65
1.110.37
4
Banjarnegara
20
278
903,919
1,069.74
844.99
5
Kebumen
26
460
1,208,486
1,282.74
942.11
6
Purworejo
16
494
712,003
1,034.82
688.05
7
Wonosobo
15
264
779,919
984.68
792.05
8
Magelang
21
371
1,169,638
1,085.73
1.077.28
9
Boyolali
19
267
941,624
1,015.07
927.64
10
Klaten
26
401
1,139,218
655.56
1.737.78
11
Sukoharjo
12
167
838,149
466.66
1.796.06
12
Wonogiri
25
294
1,010,456
1,822.37
554.47
13
Karanganyar
17
177
834,265
772.20
1.080.37
14
Sragen
20
208
868,036
946.49
917.11
15
Grobogan
19
280
1,334,380
1,975.85
675.34
16
Blora
16
295
840,729
1,794.40
468.53
17
Rembang
14
294
588,320
1,014.10
580.14
18
Pati
21
405
1,213,664
1,491.20
813.88
19
Kudus
9
132
759,267
425.17
1.785.80
20
Jepara
14
194
1,077,586
1,004.16
1.073.12
21
Demak
14
247
1,071,487
897.43
1.193.95
22
Kota. Semarang
16
235
894,018
946.86
944.19
23
Temanggung
20
289
717,486
870.23
824.48
24
Kendal
19
285
897,560
1,002.27
895.53
25
Batang
12
248
712,542
788.95
903.15
26
Kab. Pekalongan
19
283
858,650
836.13
1.026.93
27
Pemalang
14
222
1,371,943
1,011.90
1.355.81
28
Kab. Tegal
18
287
1,471,043
879.70
1.672.21
29
Brebes
17
297
1,814,274
1,657.73
1.094.43
30
Magelang
21
14
130,732
18.12
7.214.79
31
Surakarta
5
51
534,540
44.03
12.140.36
32
Salatiga
4
22
175,967
52.96
3.322.64
33
Kab. Semarang
18
177
1,435,800
373.67
3.842.43
34
Kota Pekalongan
4
46
284,112
44.96
6.319.22
35
Kota Tegal
4
27
249,612
34.49
7.237.23
584
8,565
32,908,850
32,544.12
12,554.55
Sumber : Profil Kesehatan Jawa Tengah, 2005
Ternyata proporsi usia produktif wanita (66,48%) lebih besar dari proporsi usia produktif laki-laki (65,83%) dan usia tidak produktif laki-laki (34,17%) lebih besar dari wanita (33,52). Kesimpulan diatas bahwa jumlah wanita lebih banyak di Jawa Tengah dan proporsi usia aktif lebih dominan wanita. Sedang komposisi per-kelompok umur dapat di lihat dalam tabel berikut: Tabel 3. Proporsi Penduduk Propinsi Jawa Tengah (per kelompok usia ) Tahun 2005
No
Kelompok Umur
Jumlah Penduduk
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1
0-4
1,283,887
1,262,883
2,546,770
2
5-9
1,551,753
1,486,848
3,038,601
3
10-14
1,734,624
1,588,100
3,322,724
4
15-19
1,523,129
1,383,220
2,906,349
5
20-24
1,286,619
1,295,800
2,582,419
6
25-29
1,241,340
1,328,521
2,569,861
7
30-34
1,177,968
1,304,950
2,482,918
8
35-39
1,251,001
1,352,976
2,603,977
9
40-44
1,191,607
1,223,268
2,414,875
10
45-49
1,068,128
1,021,627
2,089,755
11
50-54
862,162
875,795
1,737,957
12
55-59
617,353
624,095
1,241,448
13
60-64
556,159
586,334
1,142,493
14
64-69
397,656
479,337
876,993
15
70-74
312,641
389,977
702,618
16
75+
312,697
336,395
649,092
Total
16,368,724
16,540,126
32,908,850
Sumber : Profil Kesehatan Jawa Tengah, 2005. Tabel 4. Penduduk Usia 10 tahun Keatas Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi Propinsi Jawa Tengah, 2005
Tingkat Pendidikan
Jumlah
Persen
Tidak tamat SD/MI
8,687,739
31.80
SD/MI
9,692,273
35.47
SLTP/MTs
4,526,870
16.57
SMU/SMK
3,500,941
12.81
DIP/AK/PT
915,656
3.35
Total
27,323,479
100
Sumber: Profil Kesehatan Jawa Tengah, 2005. Sebagian besar masyarakat berpendidikan SD/MI yaitu sebesar 35,47% dan SLTP/MTs sebesar 16,57%. Ternyata sebesar 31,80% yang tidak tamat sekolah (tidak punya ijazah) dan 3,35% berpendidikan DIP/AK/PT. Persentase penduduk yang dapat membaca dan menulis huruf latin dan lainnya pada tahu n 2005 sebesar 88,87%, sedangkan yang buta huruf sebesar 11,13%. Persentase penduduk yang buta huruf pada perempuan yaitu sebesar 7,78% lebih tinggi dari pada lai-laki yang hanya sebesar 3,35%.
3. Keadaan Ekonomi
Tingkat pertumbuhan ekonomi dan inflasi Pertumbuhan ekonomi tahun 2003 sebesar 4.07% dan 2004 sebesar 4,41 % dengan tingkat inflasi berturut turut 4.19% dan 5.76%. Pendapatan perkapita berturut-turut Rp.4.471.548 dan Rp 5.172.393 dengan indeks gini 0,2827 dan 0,2507. Untuk produk domestik regional bruto (PDRB) mencapai Rp 193.261,07 milyar pada tahun 2004 atas dasar harga berlaku atau Rp 47.565,93 milyar atas dasar harga konstan 1993.
4. Derajat Kesehatan
4.1 Angka harapan hidup
Hasil perhitungan dalam Laporan Pembangunan Manusia 2006 yang dihitung oleh Badan Pusat Statistik dan UNDP untuk Angka Harapan Hidup Jawa Tengah tahun 2004 tercatat sebesar 69,7, dan untuk tahun 2002 tercatat sebesar 68,9.
4.2 Kematian
Angka kematian bayi (IMR) Angka kematian bayi di Jawa Tengah menunjukkan penurunan dari tahun 2003 – 2004, namun 2004 – 2005 terjadi kenaikan sekitar 9,96%. Estimasi BPS menunjukkan IMR Jawa Tengah periode 2004-2005 terjadi kelahiran hidup 17%. Pada tahun 2004 – 2005 estimasi kematian bayi terjadi kenaikan sebesar 9,10%. Untuk angka kematian balita tahun 2003 – 2005 terjadi kenaikan 32% per kelahiran. Tabel 5. Estimasi kematian bayi per 1000 kelahiran hidup di Jawa Tengah
Jumlah
2003
2004
2005
Kelahiran
543,387
678,154
562,926
Lahir Mati
4,135
3,555
3,459
Bayi Mati
4,469
3,817
4,197
Balita
2,816,499
8,352,400
2,756,734
Balita mati
1,228
1,107
1,639
3,371,721
9,041,037
3,330,960
Sumber : Profil Kesehatan Jawa Tengah 2005
Tabel 6. Estimasi Kematian Balita per 1000 kelahiran di Jawa Tengah
Kematian Balita
2003
2004
2005
Laki2+ Perempuan
1,228
1,107
1,639
Nasional
--
--
--
Sumber : Profil Kesehatan Jawa Tengah 2005 4.3 Angka Kematian Ibu (MMR) Angka kematian ibu dalam kurun waktu 2003 – 2005 menunjukkan MMR cenderung menurun. Tabel 7. Angka Kematian Ibu per 100.000 kelahiran hidup (MMR)
Tahun
Kematian ibu
2003
654
2004
519
2005
509
Sumber : Profil Kesehatan Jawa Tengah 2005 5. Upaya Kesehatan Dinas Kesehatan mempunyai tugas menyelenggarakan kegiatan di bidang kesehatan yang meliputi pelayanan kesehatan klinis, kesehatan masyarakat, kesehatan gawat darurat dan bencana, pemasaran sosial dan sistem informasi kesehatan, sumber daya manusia kesehatan, sistem manajemen mutu kesehatan, perencanaan kesehatan, pembiayaan kesehatan dan jaringan pelayanan kesehatan yang berwawasan lingkungan. FUNGSI
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan.
b. Perencanaan, pengawasan, pengendalian dan pengembangan pelayanan kesehatan klinis.
c. Perencanaan, pengawasan, pengendalian dan pengembangan pelayanan kesehatan masyarakat.
d. Perencanaan, pengawasan, pengendalian dan pengembangan pelayanan kesehatan gawat darurat dan bencana.
e. Perencanaan, pengawasan, pengendalian dan pengembangan pelayanan kesehatan dan sistem informasi kesehatan.
f. Perencanaan, pengawasan, pengendalian dan pengembangan sumber daya manusia kesehatan.
g. Perencanaan, pengawasan, pengendalian dan pengembangan sistem manajemen mutu kesehatan.
h. Perencanaan, pengawasan, pengendalian dan pengembangan sistem perencanaan dan pembiayaan kesehatan.
i. Perencanaan, pengawasan, pengendalian, dan pengembangan jaringan pelayanan kesehatan.
j. Pemberian izin tertentu atau rekomendasi dan evaluasi di bidang kesehatan.
k. Pemungutan retribusi di bidang kesehatan.
l. Penyelenggaraan akreditasi dan standarisasi pada sarana pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta.
m. Pemberian akreditasi jabatan fungsional tenaga kesehatan.
n. Pemberian bantuan penyelenggaraan kesehatan.
o. Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
p. Pengelolaan dukungan teknis dan administratif.
q. Pembinaan teknis pelaksanaan kegiatan suku dinas.
6. Sarana Pelayanan Kesehatan di Propinsi Jawa Tengah Fasilitas kesehatan yang terdapat di Provinsi Jawa Tengah sebagai pusat pelayanan kesehatan masyarakat. Tabel 8. Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Propinsi Jawa Tengah 2005
No
Fasilitas Kesehatan
Pemilikan/Pengelola
Pem. Pusat
Pem. Prop.
Pem. Kab./Kota
TNI/POLRI
BUMN
Swasta
Jumlah
01
RSU
2
3
37
10
2
101
155
02
RSJ
1
3
0
0
0
1
5
03
RS Bersalin
0
0
0
1
0
12
13
04
RS Khusus Lainnya
2
1
0
0
0
43
46
05
Puskesmas
0
0
846
0
0
0
846
06
Puskesmas Pembantu
0
0
1,847
0
0
0
1,847
07
Puskesmas Keliling
0
0
921
0
0
0
921
08
Posyandu
0
0
45,345
0
0
0
45,345
09
Polindes
0
0
4,322
0
0
0
4,322
10
Rumah bersalin
0
0
3
2
0
388
393
11
Balai Pengobatan/ Klinik
0
2
5
11
5
1,133
1,156
12
Apotek
0
1
13
0
2
1,281
1,297
13
Toko Obat
0
0
0
0
0
338
338
14
GFK
0
0
35
0
0
0
35
15
Industri Obat Tradisional
0
0
0
0
0
117
117
16
Industri Kecil Obat Tradisional
0
0
0
0
0
64
64
17
Praktek Dokter Bersama
0
0
0
0
0
53
53
18
Praktek Dokter Perorangan
0
0
0
0
0
4,761
4,761
Sumber : Profil Kesehatan Jawa Tengah, 2005
Terlihat bahwa jumlah sarana kesehatan di Jawa Tengah 846 puskesmas dan 13 Rumah Bersalin. Rata-rata per puskesmas melayani 30.000 jiwa. Rasio kecukupan puskesmas secara nasional adalah 28.000 jiwa/puskesmas berarti rasio Untuk semua wilayah di Jawa Tengah sudah memadai untuk pelayanan kesehatan dasar. Sarana kesehatan rujukan dapat dilihat dari jumlah rumah sakit dan jumlah tempat tidur yang ada dan rasio terhadap jumlah penduduk. Tabel 9. Sarana Pelayanan Kesehatan Dengan Kemampuan Gawat Darurat Propinsi Jawa Tengah tahun 2005
No
Sarana Kesehtan
Jumlah Sarana
Mempunyai Kemampuan Gawat Darurat
Jumlah
%
01
RSU
155
154
99,35
02
RSJ
5
4
80,00
03
RS Khusus
62
60
96,77
04
Puskesmas
846
147
17,38
Jumlah (Propinsi)
1.068
365
293,50
Sumber : Profil Kesehatan Jawa tengah tahun 2005 Dari informasi diatas dapat dilihat bahwa di Jawa Tengah memiliki rumah sakit rujukan baik pemerrintah maupun swasta, dari Laporan Profil Jawa Tengah tahun 2005 tercatan sebanyak 222 Rumah Sakit Rujukan, Kota Semarang tercatat ada 23 Rumah Sakit Rujukan. Banyumas ada 21 Rumah Sakit Rujukan. Setiap Kabupaten/kota memiliki RS rata-rata 6,31 RS, Kalau kita bagi kedalam luas wilayah maka setiap RS mewakili 146,60 KM2 atau satu RS akan melayani 148.238 Jiwa. Tabel 10. Informasi Apotek, Toko Obat dan Pengobatan Tradisional (BATRA) di Prov Jawa Tengah
No
Pemilik/pengelola
Farmasi
Batra
Jumlah
Apotek
Toko Obat
01
Pem. Propinsi
1
1
02
Pem. Kab./Kota
13
13
03
BUMN
2
2
04
Swasta
1,281
338
177
1,796
Jumlah
1,297
338
177
1,812
Sumber: Profil Kesehatan Jawa tengah tahun 2005 Dari tabel 10 terlihat jumlah Apotek dan Toko Obat serta BATRA yang demikian besar, yang kesemuanya merupakan unit kegiatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dengan menjamurnya unit kegiatan Yankes yang demikian besar tampak bahwa memang demand terhadap kesehatan di Jawa Tengah sangat tinggi.
0 komentar:
Posting Komentar